Blog artikel kesehatan, penyebab kanker dan khasiat herbal alami serta artikel kesehatan terbaru

Monday 26 January 2015

Karies Gigi Dan Disclosing Agent

Karies Gigi Dan Disclosing Agent - Banyak yang menyangka bahwa “karies” berarti lubang gigi. Pendapat seperti ini harus diluruskan. Karies gigi bukanlah istilah untuk menunjukkan adanya lubang gigi. Yang dimaksud karies adalah istilah untuk penyakit infeksi. Karies bisa terjadi di mana saja, salah satunya karies yang terjadi pada gigi yang disebut dengan karies gigi. Namun karena umumnya orang datang dengan keadaan gigi yang sudah berlubang sebagai tanda penyakit karies, maka dokter gigi umumnya menggunakan istilah “giginya berkaries”.

Karies Gigi Dan Disclosing Agent
 
Sebenarnya dokter giginya tidak salah, memang lubang gigi menandakan bahwa seseorang berkaries, tapi pasien sendirilah yang berpikir bahwa karies adalah gigi berlubang. Awal perjalanan penyakit karies dimulai dengan bercak berwarna cokelat atau putih. Semua gigi yang memiliki bercak kecokelatan atau keputihan di permukaan emailnya dapat didiagnosis terkena karies. Karena meskipun belum nampak secara fisik adanya lubang besar pada gigi, tapi gigi telah positif terkena karies. Karies adalah penyakit, bukan kondisi lubang pada gigi. Untuk mencegahnya, Anda harus rutin menyikat gigi dan melakukan kontrol ke dokter gigi minimal enam bulan sekali.

Sebelum membahas disclosing agent. Kita akan membahas mucus dan plak gigi terlebih dahulu. Plak gigi adalah lapisan bening yang sangat tipis, berupa mucus, dan dipenuhi bakteri-bakteri yang ada di rongga mulut. Sedangkan mucus adalah kumpulan dari mucin, yaitu zat yang terkandung di air liur (saliva). Permukaan gigi sangat licin dan tidak ada tempat bakteri untuk berpegangan di sana. Nah, mucus bisa dikatakan sebagai sarana atau alat bagi bakteri untuk menempel pada gigi. Tanpa mucus, bakteri tidak dapat menempel di permukaan gigi. Mucus harus senantiasa dibersihkan supaya tidak ada bakteri yang berkumpul di sana. Jika tidak dibersihkan dan bakteri berkumpul di sana, akhirnya gigi Anda bisa berlubang.

Masalahnya seperti yang disebutkan di atas, lapisan mucus ini bening dan tipis sekali, jadi kadang tidak disadari bahwa mucus telah dipenuhi bakteri dan menjelma menjadi plak. Pembentukan plak pada gigi tidak bisa dicegah. Plak akan selalu ada dan selalu terbentuk lagi. Yang perlu kita lakukan adalah mengontrol supaya jumlah plak di gigi tidak terlalu banyak.

Katanya plak ini bening, lalu bagaimana cara memastikan bahwa plak ini telah dihilangkan dan tidak terlalu banyak di gigi? Tenang, ada cara untuk “melihat” lapisan bening tipis ini untuk selanjutnya dihilangkan. Caranya adalah dengan diwarnai. Salah satu pewarna yang bisa dipakai adalah disclosing agent. Disclosing agent akan mewarnai plak yang bening tipis menjadi berwarna merah sehingga bisa terlihat. Jika sudah terlihat, tinggal dibersihkan.

Kenapa perlu memakai disclosing agent? Sebab plak berwarna bening, jadi kita kadang tidak sadar bahwa plak itu telah ada. Oleh sebab itu, supaya kita waspada bahwa plak itu ada dan supaya kita tahu bahwa pembersihan gigi kita sudah benar (menghilangkan plak di gigi), maka plak ini diwarnai agar terlihat.

Cara pemakaiannya dengan meneteskan cairan disclosing agent ke bawah lidah, atau bisa langsung ke gigi Anda. Lalu, sapukan secara merata ke seluruh gigi dengan bantuan lidah. Jika sudah, jangan berkumur, tapi langsung “nyengir” di depan kaca. Warna merah di leher gigi Anda itulah yang disebut plak. Sekarang ambil sikat gigi, dan gosok gigi Anda yang telah terwarnai dengan disclosing agent tadi, sampai gigi terlihat bersih kembali.

Pemakaian disclosing agent ini utamanya ditujukan untuk anak-anak. Hal itu bertujuan supaya mereka tahu bahwa gigi mereka sudah bersih atau belum. Tapi orang dewasa juga bisa memakainya kok jika ingin mengetahui kebersihan giginya. Disclosing agent ini tersedia dalam bentuk cair, tablet, dan gel. Tapi yang umumnya digunakan adalah yang berbentuk cair, karena lebih mudah penggunaannya.

Karies Gigi Dan Disclosing Agent Rating: 4.5 Diposkan Oleh: aSDAA

0 comments:

Post a Comment