Gigi anak atau gigi susu, seringkali tidak
begitu diperhatikan oleh orang tua. Kebanyakan disebabkan masih adanya pola
pikir yang salah seperti, “nanti gigi susunya juga akan digantikan gigi
permanen”. Padahal secara klinis gigi susu terbukti sangat erat kaitannya dengan
pertumbuhan gigi dewasa.
Kalau gigi susunya tidak dirawat secara benar, maka
kemungkinan gigi penggantinya atau gigi permanennya juga akan tidak baik. Sebenarnya
ada beberapa orang tua yang tampak peduli dengan kesehatan gigi anaknya, tapi
sepertinya masih lebih banyak yang belum peduli. Padahal kecerdasan anak juga
bisa dipengaruhi oleh kesehatan gigi dan mulutnya.
Berikut ini 4 tips guna menjaga kesehatan gigi
si kecil supaya gigi dan mulutnya senantiasa berada dalam performa terbaik
hingga berlanjut sampai gigi permanennya saat dia dewasa.
1. Usahakan untuk menggosok mahkota gigi sedini
mungkin
Bisa menggunakan sikat gigi (menggosok gigi)
atau dengan menggunakan lap basah bersih. Menggosok mahkota gigi perlu diperkenalkan
pada anak, ketika giginya mulai banyak atau saat dia mulai bisa
mengkoordinasikan tangannya untuk memegang benda. Sebaiknya lebih cepat lebih
bagus.
Jika si kecil belum bisa mengkoordinasikan
tangan dengan baik, orang tua bisa membantu dengan menggunakan sikat gigi telunjuk.
Sikat gigi ini bisa dimasukkan ke jari telunjuk orang tua yang selanjutnya
berperan aktif menggosok gigi sang anak.
Tidak perlu memakai pasti gigi dulu. Tujuannya
hanya membasuh sisa gula di gigi si kecil. Kalau si kecil sudah terampil
memegang sikat gigi sendiri, boleh menggunakan pasta gigi. Pilih pasta gigi
dengan rasa buah-buahan untuk memicunya rajin menyikat gigi. Jangan takut pasta
gigi tertelan oleh si kecil saat berkumur, efek samping yang ditimbulkann tidak
terlalu berarti (asal tidak terlalu banyak).
2. Membersihkan gigi dengan lap basah bersih
Kalau tidak bisa menemukan sikat gigi jari
atau takut si kecil kebanyakan menelan pasta gigi, maka Anda bisa menggunakan
cara membasuh dengan lap basah. Caranya, basahi kain lap bersih, lalu oles atau
usapkan pada gigi si kecil saat dia tidur atau setelah makan/menyusu. Cara ini
juga efektif pada anak yang menyusu sampai tertidur. Setelah si kecil tidur,
segera bersihkan giginya dari sisa gula yang terdapat pada susu. Dengan begitu,
bakteri yang ada di mulutnya tidak mendapatkan suplai makanan yang bisa
berakibat timbulnya lubang gigi.
Jika saat masih terbangun sulit dibersihkan
karena masih berlarian ke sana kemari, minimal suruh si kecil berkumur atau
beri banyak minum air putih. Tujuannya sama dengan menggosok mahkota gigi, yakni
untuk melenyapkan sisa gula dari makanan atau minuman yang dikonsumsinya, yang mana
hal itu bisa menjadi suplemen bagi bakteri pembuat lubang gigi.
3. Atur makanan anak
Jangan memberikan makanan yang terlalu banyak
mengandung gula pada anak. Dalam kedokteran gigi, bahan ini disebut bahan
kariogenik yang berpotensi menyebabkan karies. Berikan makanan yang diolah
sendiri oleh orang tua dari bahan-bahan alami. Beberapa buah dan sayuran telah
terbukti baik untuk kesehatan gigi. Selain itu, buah dan sayuran mengandung
bahan vitamin dan mineral yang dapat menguatkan gigi dari serangan bakteri
jahat di rongga mulut.
4. Berkonsultasi rutin dengan dokter gigi
Dokter gigi dapat mengetahui sekaligus
mencegah resiko terjadinya lubang pada gigi. Dokter gigi dapat memberikan
pelapis pada gigi untuk mencegah bakteri dan gula menempel pada gigi. Bahan ini
antara lain, fissure sealant dan topikal fluor. Topikal fluor adalah mineral
fluor yang dilapiskan pada seluruh permukaan gigi. Fungsinya adalah membentuk
lapisan di atas permukaan gigi sehingga bakteri dan gula tidak dapat menempel
dengan baik. Fissure sealant adalah bahan yang digunakan untuk menutup parit
gigi karena parit gigi adalah bagian gigi yang paling mudah dihinggapi dan
didiami bakteri penyebab penyakit karies.
Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.
Jadi ayo, jaga kesehatan gigi anak kita dari sekarang untuk masa depan
cemerlang.
0 comments:
Post a Comment